Breaking news

Rabu, 09 April 2025

Ultah ke 16 Tubaba : Sebuah Catatan Kritis

Penulis :

Ahmad Basri 

Ketua : K3PP.Tubaba


Tulang Bawang Barat|Prokontra.news|- Hari ini genap usia 16 tahun Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diperingati secara simbolik seremonial oleh Bupati - Wakil Bupati halaman kantor Pemda Tubaba.


Sebagaimana biasa yang nama ulang tahun itu dimana - mana selalu mengharapkan banyak doa dan harapan agar kedepannya lebih baik. Di ulang tahun tubaba yang ke 16 juga sama.


Apa yang menarik dari ulang tahun tubaba ke 16 di tahun 2025. Ini adalah upacara ulang yang pertama, Novriwan jaya, sebagai inspektur upacara, setelah resmi dilantik menjadi Bupati definitif.


Ada beberapa catatan yang setidaknya ingin penulis sampaikan dimomentum ulang tahun ke 16 kabupaten tubaba. 


Kesempatan ulang ke 16 ini sepertinya juga mempertegas kembali visi misi pembangunan sebagai Bupati. Ada lima visi misi program pembangunan yang disampaikannya.


Sayangnya lima visi misi tersebut tidak mempertegas komitmen untuk menciptakan satu definisi “ clean government - clean government “ khususnya dalam sikap melawan korupsi.


Padahal itu komitmen moral tertinggi  “ strong leader “ adalah kata kunci seorang pemimpin . Novriwan sebagai Bupati harus berdiri paling terdepan dalam komitmen sikap melawan perilaku korupsi.


Selain itu ada ucapan terima kasih kepada para tokoh penggagas lahir tubaba. Ucapan terima kasih kepada para tokoh penggagas lahirnya tubaba sepertinya memberi makna yang dalam. Ini menjadi catatan yang menarik.


Ucapan itu setidaknya dapat dimaknai, mohon maaf atas “ celotehannya “ ketika berlangsung pilkada 2024, bahwa dirinya termasuk yang menginisiasi “ penggagas “ lahirnya tubaba kala itu.


Pada akhirnya “ celotehannya “ diralat bahwa itu hanyalah sebatas guyonan semata. Itupun setelah mendapatkan aksi protes.


Selanjutnya bahwa pembangunan tubaba harus diletakan pada kebersamaan seluruh warga masyarakat. Tubaba harus dibangun dalam bingkai kebersamaan.


Harus dibawahi kebersamaan bukan berarti meletakan semuanya dalam keseragaman satu suara. Kebersamaan harus menghormati adanya pluralisme sudut pandang yang berbeda.


Kebersamaan namun meniadakan menafikan perbedaan hal itu tidak boleh terjadi. Pola pikir sudut pandang “ persepsi “ adalah keniscayaan dari eksistensi setiap manusia.


Ruang kebebasan publik harus dihormati dan dihargai. Salah satu bentuk penghormatan kebebasan publik tidak lain adanya kebebasan pers  itu sendiri.


Ada kecenderungan kebebasan pers mulai terusik terancam. Awak media sepertinya sedang dibatasi ruang geraknya. 


Pemberitaan “ kritis “ seolah - olah menjadi tabu untuk dipublikasikan. Kerja sama awak media bersama pemerintah ( Baca : Kominfo ) tidak boleh terjadi dengan parameter like - dislike.


Peran media massa “ pers “ harus diberi ruang yang sama untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah. Jangan sampai yang patuh menurut itu yang diprioritaskan.


Alasan “ kelengkapan administrasi “ jangan sampai menjadi alat pembenaran menolak kerja sama. Gejolak keributan akan menjadi bara api. Hubungan bersama media massa harus mencerminkan rasa keadilan.( Red )