Penulis
Ahmad Basri
Ketua : K3PP Tubaba
Satu orang bodoh mungkin hanya menimbulkan sedikit masalah, tetapi ketika banyak orang dengan pemikiran serupa berkumpul, mereka bisa menjadi kekuatan destruktif yang sulit dibendung.
Dalam sejarah, banyak keputusan buruk atau gerakan yang merusak terjadi karena sekelompok besar orang termakan propaganda, menolak berpikir kritis, atau hanya mengikuti arus tanpa memahami konsekuensinya.
Ketika kebodohan dikombinasikan dengan jumlah yang besar, itu bisa menghasilkan kekacauan, manipulasi, atau bahkan kehancuran sosial.
Pesan ini mengingatkan kita untuk tidak mudah terbawa arus opini mayoritas tanpa berpikir kritis. Hanya karena sesuatu didukung oleh banyak orang, bukan berarti itu benar atau baik.
Mengedukasi diri, mempertanyakan informasi, dan berpikir independen adalah cara terbaik untuk menghindari jebakan kebodohan kolektif.
Orang - orang bodoh selalu berpikir bahwa sikap kritis selalu disamakan dengan perilaku “ nyinyir “. Salah besar persepsi tersebut.
Logika ini yang selalu terbangun. Pemimpin bodoh anti kritik pun menempatkan kritik adalah “ nyinyir “.
Sikap kritis sesungguhnya mengajak pada kemampuan berpikir rasional agar tidak terbelenggu oleh informasi yang menyesatkan.
Salah satu ciri kebodohan faktornya utama adalah tidak suka membaca. Rendah kemampuan literasi.
Menguatkan literasi ( suka membaca ) segala macam informasi setidaknya akan melepaskan “ jebakan “ dari kebodohan. (Red)