Lahirnya calon tunggal tidak serta merta ditanggapi positif oleh masyarakat luas. Sebaliknya lahirnya calon tunggal menghasilkan aura negatif dan dianggap sebagai bentuk mati kehidupan politik demokrasi. Masyarakat tidak diberi pilihan politik banyak calon, tapi dipaksa untuk “ onani politik “ untuk memilih satu calon.
Setidaknya masyarakat harus dibangun kembali ingatannya, tentang nama - nama sebelas partai politik yang melahirkan calon tunggal. Ada Demokrat, PDIP, Gerindra, Perindo, Nasdem, PAN, Hanura, PKB, Golkar, PKS, Buruh.
Sebelas partai politik inilah yang setidak pilkada tubaba 2024 menjadikan wajah demokrasi politik rakyat menjadi buram dan kotor. Ironisnya membangun kembali cerita romantis yang telah usang tentang calon tunggal pernah ada di tubaba pada tahun 2017.
Catatan calon tunggal 2017 bukan sebuah cerita indah perjalanan politik demokrasi di tubaba. Kesaksian para pelaku sejarah pilkada calon tunggal 2017 masih bisa kita dengar testimoninya. Ada banyak testimoni yang begitu memilukan, yang mengiris hati dan perasaan tentang kesadaran akal sehat, betapa proses politik tidak berjalan normal pada saat itu.
Lahirnya gerakan relawan rakyat tubaba bersatu, yang dikenal dengan istilah R2TB, sesungguhnya merupakan reaksi antitesis lahirnya calon tunggal. Tujuan visi dan misi R2TB dibangun atas satu kesadaran moral politik penuh untuk mengembalikan roh kedaulatan politik rakyat. Semangat itu yang ternama luas di hati dan pikiran para relawan R2TB.
Dalam perspektif relawan “ R2TB “ tentu sebelas nama partai politik yang ada menjadi catatan “ hitam “ sebagai penyumbang penuh kegelapan politik di pilkada tubaba 2024 karena melahir calon tunggal. Inilah yang setidaknya harus dipahami mengapa gerakan R2TB itu lahir dan harus diakui masih banyak yang belum paham dan mengerti.
Target program politik R2TB sangat jelas harus mencapai kemenangan. Kotak kosong harus mampu mencapai kemenangan mutlak di pilkada 2024. Kemenangan kotak kosong merupakan wujudnya nyata simbol kemenangan rakyat, kemenangan kedaulatan politik rakyat. Fokus R2TB, coblos kotak, dan menang harus menjadi kesadaran inti dalam pilkada yang akan jatuh pada tanggal 27 November.
Tentu menjadi pertanyaan besar bahwasannya pilkada serempak ini tidak hanya dipahami dalam konteks Bupati namun Gubernur. Dalam konteks pilkada Gubernur menjadi menarik bagaimana R2TB menempatkan posisinya dalam pemilihan gubernur. Ada dua pasang calon dalam pilgub lampung yakni RMD dan Arinal sebagai petahana.
Dalam pilgub lampung jika ditelisik tentu RMD dan Arinal merupakan produk dari proses politik kepartaian. Partai politik yang mengusung RMD dan Arinal merupakan produk yang sama yang menghasilkan calon tunggal di pilkada tubaba. Ini yang setidaknya harus mendapatkan telaah kritis bagi kita yang tergabung dalam R2TB.
Artinya bahwa partai politik yang ada di posisi pengusung RMD dan Arinal adalah partai politik yang telah mengecewakan masyarakat tubaba. Partai - partai tersebut yang telah melahirkan calon tunggal di pilkada tubaba. Lalu posisi apa yang akan diambil oleh R2TB terhadap pilihan gubernur lampung. Apakah pilihan golput atau coblos semua dua nama ( RMD - Arinal ) atau harus memilih salah satunya walaupun sudah disakiti dan dikhianati. Lalu siapa yang diuntungkan ?...
Sumber berita : 👇
( Ahmad Basri, Jubir Relawan Kotak Kosong )