Banyaknya permintaan datang dari warga masyarakat, ingin mendapatkan informasi lebih dalam lagi, tentang makna kotak kosong, setidaknya menggambarkan bahwa, adanya “ kegelisahan “ kesedihan, keprihatinan, dan mungkin juga kemarahan, yang begitu mendalam tentang kondisi politik di tubaba, pasca lahirnya calon tunggal.
Lahirnya calon tunggal dalam pilkada 2024, telah menggoreskan sendi - sendi rasa keadilan itu koyak - koyak, dan menjadi luka yang teramat dalam di hati masyarakat. Setidaknya itu yang bisa ditangkap, dan dipahami oleh mata batin hati kita, sebagai warga negara yang hidup di alam demokrasi. Bagaimana tidak kemenangan calon tunggal, di pilkada 2017, yang ditandai oleh drama politik kemenangan semu, belum hilang dari memori ingatan, ternyata di tahun 2024 hal itu terulang kembali.
Akar demokrasi paling mendasar fundamental telah tercabut dengan lahirnya calon tunggal. Masyarakat hendak dipaksa kembali untuk memilih calon pemimpin calon tunggal, yang hakikatnya bukan lahir dari proses politik kesadaran yang dikehendaki. Namun lahir dalam ruang gelap tanpa cahaya, dari mereka yang ingin tetap mempertahan politik status quo, agar terus bertahan dan berkuasa. Semangat itu yang tertanam lahirnya calon tunggal.
Calon tunggal bukanlah wajah yang dimaknai, sebagai sebuah pilihan aspiratif masyarakat, akan tetapi lahir dari proses nafsu birahi politik transaksional. Sebelas partai yang ada di barisan calon tunggal, setidaknya mempertegas premis, asumsi publik bahwa, calon tunggal hadir hanya sebatas, untuk menguasai serta menyalurkan hasrat libido politik kekuasaan semata. Pandangan itu yang sangat sulit terbantahkan.
Dongeng kemenangan cepat, dengan melahirkan calon tunggal, seperti pilkada 2017, akan mudah diraihnya di pilkada 2024, setidaknya merupakan konsep, gagasan, pemikiran yang telah usang dan kadaluarsa. Sebab hari ini masyarakat sudah berubah, dan memiliki paradigma baru, tentang konsep kepemimpinan masa depan, tidak lagi seperti paradigma pilkada 2017, yang hanya pasrah dan diam menerima “ takdir “ politik dengan penuh kepasrahan. Nrimo apa adanya dalam ketidakberdayaaan.
Masyarakat tubaba hari ini bukan lagi masyarakat yang buta politik, yang mudah dihipnotis oleh kepalsuan janji para elit politik lokal. Sikap kritik kritis kini menjadi simbol kesadaran politik baru di tengah kehidupan masyarakat. Masyarakat dari berbagai unsur lapisan kehidupan sosial, telah menyadari bahwa lahirnya calon tunggal, adalah sebuah bentuk simbol pengekangan terhadap nilai - nilai demokrasi. Mengingkari semangat demokrasi.
Disatu sisi dari semua pemahaman tentang konsepsi makna kotak kosong - coblos kotak kosong, terus meningkat di tengah masyarakat, seiring dengan semakin mendekatnya pilkada 27 November 2024 ini. Kotak kosong menang dan pilkada akan diulang pada 2025, setidaknya merupakan kata kunci “ obat vitamin “ menjadi kekuatan semangat bahwa, perubahan politik di tubaba sebuah keniscayaan yang tidak menutup kemungkinan menjadi kenyataan. Pintu terbuka lebar menyambut kemenangan.
Dibalik semangat masyarakat yang begitu antusiasme bersama kotak kosong, ada kegelisahan yang begitu mendalam di calon tunggal. Begitu sulitnya calon tunggal meyakinkan masyarakat bahwa, mereka adalah pilihan terbaik bagi masa depan tubaba. Visi, misi dan program tidak lagi menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk percaya. Inilah yang setidaknya yang dirasakan oleh calon tunggal. Kesulitan membangun kepercayaan masyarakat satu pukulan politis yang sangat dirasakan calon tunggal.
Tidaklah heran jika hadir pemikiran nyeleneh dan ngawur “ kampanye “ bahwa, kelak kotak kosong menang, pilkada diulang di tahun 2025, maka masyarakat yang akan dirugikan. Setidaknya narasi pemikiran tersebut menunjukan bentuk psikologis kegelisahan dan kebingungan serta ketakutan dalam diri calon tunggal. Kegelisahan dan kebingungan tidak bisa ditutupi dengan melihat antusiasme masyarakat untuk coblos kotak kosong. Menjadi tugas berat kita semua adalah terus mengawal proses pilkada berjalan dalam koridor semangat nilai - nilai kejujuran.(*)
Sumber berita : 👇
Ahmad Basri
( Relawan Kotak Kosong )