Breaking news

Rabu, 09 Oktober 2024

Kotak Kosong : Gadis Cantik Yang Menjadi Idola Rakyat Tubaba

 

Penulis :

Ahmad Basri 

Ketua : K3PP Tubaba


Tulang Bawang Barat|Prokontra.news|Keberadaan kotak kosong dalam pilkada sesungguhnya merupakan antitesis dari lahirnya calon tunggal. Berbagai pandangan menilai bahwa, lahirnya calon tunggal dalam pilkada, sebuah bentuk kemunduran dari prinsip - prinsip moral demokrasi paling hakiki.


Kemunduran ini yang setidaknya menjadi keprihatinan kita semua, yang hidup di dalam alam demokrasi. Sistem politik dengan multipartai - banyak partai, ternyata tidak mampu melahirkan banyak calon. Tentu menjadi ironis lahirnya calon tunggal. 


Pilkada yang diharapkan menjadi wahana, lahirnya pemimpin dari proses seleksi, dimana rakyat ikut menentukan pilihan, dari banyak pilihan calon, ternyata dipaksa hanya satu sajian pilihan politik. Sebuah logika politik yang absurd tentunya, dan tidak lazim ditengah begitu banyak partai politik yang ada.


Aroma calon tunggal bukan lahir sebuah proses yang alami. Kuatnya aroma politik transaksional, setidaknya mempertegas bahwa, partai politik cenderung menjadi “ roda bisnis “ dari elit partai, sebatas untuk mencari pundi - pundi materi keuntungan semata, dengan mengabaikan mengorbankan aspirasi suara rakyat. Gambaran ini menjadi citra negatif keberadaan partai politik dan jauh dari semangat gerakan nilai - nilai reformasi 98.


Apa yang menarik jika kita bicara tentang politik pilkada tubaba 2024 yang melahirkan calon tunggal. Jawabannya hanya satu bahwa, masyarakat tidak begitu memberikan respon positif lahirnya calon tunggal. Penolakan lahirnya calon tunggal, begitu masif serempak terdengar dimana - mana setiap saat, dan itu tidak hanya di ruang media sosial suara itu terdengar.


Calon tunggal dimaknai sebagai bentuk telah tercabutnya hak politik rakyat untuk bisa bebas menentukan pilihan. Inilah yang hari ini begitu terasa gelombang anti calon tunggal muncul dimana - mana. Ini satu bentuk kesadaran politik rakyat tubaba, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, baik calon tunggal sendiri maupun semua partai politik pengusung. 


Ada kegugupan atau kebingungan dengan fenomena kesadaran politik rakyat, yang begitu antusiasme dan bergelora, untuk beralih pilihan lebih memilih kotak kosong. Kotak kosong seolah hari ini menjadi seperti “ putri cantik “ yang diperebutkan banyak orang. Dimana - mana, kata kalimat, suara slogan coblos kotak kosong, dengan simbol dua jari melingkar, menjadi fenomena politik yang tidak terbendung.


Semangat antusiasme rakyat tubaba “ coblos kotak kosong “ bukanlah sebuah bentuk rekayasa politik. Semangat antusiasme rakyat tubaba adalah bentuk “ aksi protes “ atas hilangnya hak politik rakyat. Pesan itu yang sesungguhnya ingin disampaikan kepada mereka yang melahirkan calon tunggal.


Pemaknaan ini yang setidaknya menjadi catatan bahwa rakyat lebih “ terhormat “ dengan coblos kotak sebagai pilihan politik. Ketika rakyat bersuara “ hanya satu kata, lawan, coblos kotak kosong, menang “, memberikan narasi dialektika yang tegas dan ideologis, tentang semangat perlawanan untuk menggapai perubahan kepemimpinan yang sesungguhnya.


Antusiasme rakyat tubaba, melalui gerakan pilihan coblos kotak kosong, dengan simbol dua jari tangan melingkar, akan menjadi role model pada gerakan politik selanjutnya. Sorotan liputan berbagai awak media baik lokal dan nasional, setidaknya mempertegas bahwa, gerakan pilihan coblos kotak kosong, diprediksi akan meraih puncak kemenangan di pilkada pada tanggal 27 November 2024. (Red)