Tulang Bawang Barat| Prokontra.news|-Jum’at berkah istilah yang setidaknya sudah begitu familiar di telinga kita khususnya bagi umat muslim. Dalam Jum’at berkah mengandung berbagai macam makna tentang nilai - nilai kebaikan dan kemuliaan. Hal ini sangat dianjurkan dalam agama.Ada nilai - nilai kebaikan atau pesan yang ingin disampaikan dalam Jum’at berkah. Pesan itu tentunya dengan berbagai bentuk salah satunya bersedekah dengan berupa bingkisan. Bukan nilainya nominal yang menjadi ukuran dalam Jum’at berkah.Program Jum’at berkah, pembagian bingkisan makanan kepada masyarakat disekitar, yang dilakukan oleh Para Relawan Rakyat Tubaba Bersatu “ kotak kosong “, setidaknya mengandung pesan moral dan do’a, bahwa pilkada yang akan jatuh pada tanggal 27 november 2024 mendatang, dapat berjalan dengan penuh hikmat, damai, jujur dan adil.
Gerakan Rakyat Tubaba Bersatu, Relawan Kotak Kosong, setidaknya sudah melakukan tiga (3) kali kegiatan. Tujuannya tentunya menebar semangat untuk sebuah kebaikan dan kemuliaan, dalam satu bingkai Edukasi Moral Politik bahwa, pilkada 2024 melahirkan dimensi politik, calon tunggal dan kotak kosong. Dua kutub ini sesungguhnya yang menjadi edukasi politik dalam kegiatan Jum’at Berkah kepada masyarakat.
Program Jum’at Berkah, yang dianeksasi oleh Para Relawan Rakyat Tubaba Bersatu, Relawan Kotak Kosong, mendapatkan sambutan yang begitu luas dari masyarakat. Ini satu nilai plus (Positif) tersendiri, kehadiran relawan rakyat tubaba bersatu, kotak kosong, memang sangat dinanti - nantikan oleh masyarakat.
Hipotesis perspektif analisis tuduhan bahwa, lahirnya Relawan Rakyat Tubaba Bersatu, kotak kosong, dikarenakan sakit hati, atau membangun politik kebencian menjadi tidak terbukti sama sekali. "Relawan Rakyat Tubaba Bersatu, kotak kosong, bergerak untuk membangun politik kesadaran, tentang hak politik rakyat".
Ini menjadi satu catatan tersendiri bahwa, semangat antusiasme masyarakat dengan kehadiran Relawan Rakyat Tubaba Bersatu, kotak kosong, mempertegas bahwa ada makna kegelisahan yang sangat mendalam, atas lahirnya calon tunggal dalam pilkada.
Pertanyaan - pertanyaan ‘ Kritis ‘ masyarakat tentang Lahirnya Calon Tunggal, sehingga terciptanya Kotak Kosong, tentu menjadi dialektika berpikir bahwa, ada yang salah dalam sistem politik kepartaian kita selama ini, khususnya di tubaba. Catatan ini yang harus menjadi semangat untuk melakukan perubahan dalam tubuh partai politik.
Kehadiran - keberadaan partai politik belum mampu beranjak dalam kedewasaan sebagai partai politik yang sesungguhnya, bagi masyarakat. "Elit partai hanya sibuk dalam pencapaian kepentingan yang politik sesaat, rela dengan mengorbankan kepentingan yang lebih luas".
Suasana politik Pilkada Tubaba memang harus terus menerus mendapatkan pengawalan yang ketat dari seluruh elemen masyarakat. Lahirnya calon tunggal jangan sampai mendapat Diksi Narasi bahwa, tujuan lahirnya calon tunggal, adalah untuk melaksanakan konsep pembangunan yang berkelanjutan, agar pembangunan tidak berhenti.
Argumen pendapat seperti itu bentuk Kesesatan Yang Vulgar tidak mendidik namun cenderung Pembodohan Politik Rakyat. Hari ini masyarakat tubaba sudah berubah dan akan terus selalu berubah, seiring dengan perkembangan dunia informasi teknologi yang begitu cepat. Semua macam informasi akan mudah dilihat dan dibaca.
Masyarakat tubaba bukan lagi seperti era politik pilkada Tahun 2017, diam dan pasrah tentang Calon Tunggal. Hari ini, 2024, masyarakat Kabupaten Tubaba melawan dengan jalan Konstitusional Coblos Kotak Kosong. Itulah simbol politik kesadaran yang lambat tapi pasti telah bangkit menjadi gerakan kesadaran berpikir kolektif Demi Tegaknya Demokrasi. (*)
Sumber : 👇
( Ahmad Basri, Jubir - Ketua Advokasi Dan Hukum, Relawan Kotak Kosong )